Di sebuah sudut sekolah yang bersahaja, berdiri kokoh rumah kata bernama Majalah Dinding (Mading) Pelangi, seluas 180 x 120 cm, terbingkai dalam akrilik kokoh yang tahan waktu dan benturan. Mading ini bukan sekadar pajangan, tapi sahabat yang datang membawa cerita, pengetahuan, dan imajinasi untuk anak-anak Indonesia. Ia hadir dengan bahasa yang mudah dicerna, warna yang membangkitkan semangat, dan ilustrasi yang menghidupkan isi hati. Mading Pelangi mengalir ke sekolah-sekolah yang peduli, memeluk siswa yang haus informasi dan rasa ingin tahu.
Mading Pelangi bukan hanya menceritakan dunia, ia juga mengajak semua ikut bercerita: anak-anak, guru, dan siapa saja yang ingin menyumbang secarik inspirasi. Setiap edisinya menghadirkan 12 rubrik yang terdiri dari rubrik informatif dan rubrik interaktif, dua jendela besar untuk mengenal dunia dan bercakap dengannya. Anak SD bisa menemukan ceria dalam edisi dengan tagline Sahabat Anak Indonesia, anak SMA berkaca dalam Sahabat Muda Indonesia, dan pembaca dewasa diajak melangkah lewat Mading Move On. Siapa pun bisa ikut mengisi kolom demi kolom, karena Mading Pelangi adalah ruang bersama yang tumbuh dari kolaborasi dan keinginan berbagi.
Diterbitkan dua kali setiap bulan, Mading Pelangi tak hanya hadir di ibu kota, tapi menjangkau lima wilayah perbatasan, 22 kota, 25 desa terpencil, dan 180 sekolah di seluruh Indonesia, menyapa lebih dari 65.000 siswa. Tak hanya untuk dibaca, edisi lamanya dihibahkan agar cerita dan ilmu tak berhenti di satu titik saja, tapi terus mengalir ke sekolah-sekolah lain yang membutuhkan. Hingga hari ini, edisi-edisi lawasnya telah mengisi dinding di 130 sekolah, termasuk di Bengkalis - Dumai dan Fakfak - Papua yang menjahit semangat dari barat hingga timur Nusantara. Majalah ini bukan sekadar terbit, ia menjadi denyut dari gerakan sunyi para relawan dan tim Pelangi Eka Nusa yang dengan sukarela menyulam kata menjadi pelita.
Mading Pelangi juga mengadakan pelatihan Teaching Excellence bagi para guru, karena pendidikan yang baik dimulai dari para pendidik yang tercerahkan. Biaya distribusi, percetakan hingga pelatihan dijalankan atas dasar kepedulian dan semangat membangun bersama. Mading ini bukan hasil industri, tetapi hasil cinta yang terorganisir, hasil kerja gotong-royong yang menjelma menjadi jendela warna bagi anak bangsa. Mading Pelangi adalah panggilan untuk kita semua: mari berkarya, berbagi, dan menjadi sahabat bagi masa depan Indonesia.